Minggu, 06 Januari 2013

Migrasi



Defenisi Migrasi
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.
Dalam Undang-Undang (UU) no 9 tahun 1992, Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah Negara Republik Indonesia dan pengawasan orang asing di wilayah Negara Republik Indonesia.
Menurut Wikipedia Imigrasi adalah perpindahan orang dari suatu negara-bangsa (nation-state) ke negara lain, di mana ia bukan merupakan warga negara. Imigrasi merujuk pada perpindahan untuk menetap permanen yang dilakukan oleh imigran, sedangkan turis dan pendatang untuk jangka waktu pendek tidak dianggap imigran. Walaupun demikian, migrasi pekerja musiman (umumnya untuk periode kurang dari satu tahun) sering dianggap sebagai bentuk imigrasi. PBB memperkirakan ada sekitar 190 juta imigran internasional pada tahun 2005, sekitar 3% dari populasi dunia. Sisanya tinggal di negara kelahiran mereka atau negara penerusnya.
Walaupun migrasi manusia telah berlangsung selama ribuan tahun, konsep modern imigrasi, khususnya pada abad ke-19, terkait dengan perkembangan negara-bangsa dengan kriteria kewarganegaraan yang jelas, paspor, pengawasan perbatasan permanen, serta hukum kewarganegaraan. Kewarganegaraan dari suatu negara memberikan hak-hak khusus kepada penduduk negara tersebut, sementara para imigran dibatasi oleh hukum imigrasi. Negara-bangsa membuat imigrasi menjadi suatu isu politik; per definisi ia adalah tanah air suatu bangsa yang ditandai oleh kesamaan etnis dan/atau budaya, sedangkan imigran memiliki etnis dan budaya yang berbeda. Hal ini kadang menyebabkan suatu ketegangan sosial, xenofobia, dan konfik identitas nasional pada banyak negara maju.
Tempat asal migrasi dapat berupa wilayah pedesaan,tetapi dapat pula wilayah perkotaan. Begitu pula dengan tempat tujuan,dapat berupa daerah pedesaan atau perkotaan. Dengan demikian kita mengenal migrasi desa ke desa,migrasi desa ke kota,dari kota ke kota dan kota ke desa. Disini kesukaran kita terletak dalam penentuan criteria untuk mengindentifikasikan suatu wilayah adalah kota dan desa. Sering kali defenisi didasarkan atas jumlah penduduk,tetapi sering kali ditambah dengan kriteria lain,seperti adanya penerangan listrik atau adanya sistem air pipa dan sebagainya, sehingga kita perlu hati-hati dalam melakukan studi perbandingan,terutama dengan data dari luar negeri. Migrasi merupakan penyebab utama peningkatan jumlah penduduk perkotaan serta peningkatan yang cepat kemiskinan di perkotaan.
Jika kita lihat secara seksama,biasanya terdapat suatu gejala “selektivitas migrasi” dalam arus migrasi desa-kota. Mereka yang pindah karena daya tarik kota biasanya merupakan orang-orang yang mampu dalam ukuran pedesaan,dan mereka yang pindah karena daya dorong desa biasanya terdiri dari mereka yang kurang mampu dan sedang,sehingga tidak begitu selektif. Tempat tujuan dan tempat asal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi imigrasi karena jumlah perpindahan penduduk sangat bergantung pada tempat-tempat tersebut.
 Beberapa pendapat mengatakan bahwa migrasi tersebut merupakan penyebab utama peningkatan jumlah penduduk di suatu wilayah serta peningktan kemiskinan di wilayah tersebut. Sebagian besar arus-arus migrasi tertentu patut untuk disebutkan apakah karena arus-arus tersebut telah menimbulkan konsekuensi-konsekuensi sejarah yang penting atau dikarenakan arus-arus tersebut dengan cara lain memberikan contoh pola-pola yang luar biasa. 
Migrasi adalah istilah yang digunakan bagi perpindahan tempat tinggal seseorang dari suatu tempat ke tempat lain,dan biasanya ada diluar batas daerah administratif. Karena ia biasanya tinggal tetap di tempat yang baru,maka migrasi ini disebut pula migrasi permanen. Istilah ini dipakai untuk membedakan perpindahan seseorang ke suatu tempat yang sifatnya sementara,dan pada saat tertentu kembali pulang untuk beberapa waktu ke tempat tinggalnya yang tetap. Migrasi semacam ini disebut migrasi sirkuler. Sensus tidak berhasil menunjukkan angka tentang migrasi sekuler,namun sifat sirkulernya dapat diketahui dari data sensus migrasi,karena yang dinyatakan adalah propinsi tempat kelahiran maupun propinsi tempat tinggalnya sebelum pindah ke propinsi tempat tinggalnya yang terakhir. Kebanyakan dari kaum migran sirkuler adalah kaum laki-laki. Kebanyakan kaum migrant sirkuler yang berasal dari berbagai desa yang diamati itu mendapat pekerjaan di sektor ekonomi perkotaan informal yang bersifat padat karya,dimana produksinya rendah. Salah satu motif migrasi sirkuler dan bentuk migrasi pulang balik untuk bekerja di desa-desa yang diteliti adalah meningkatkan pendapatan keluarga yang menetap di desa itu. Akan tetapi migrasi tersebut juga menimbulkan nilai-nilai yang negatif. Suatu bagian terbesar rintangan terhadap migrasi yaitu hal yang menyebabkan gangguan pada hubungan-hubungan kekeluargaan antar perorangan baik dengan sanak keluarga maupun teman-teman lama. Lebih jauh jarak berpergiannya itu,berarti lebih besar adanya gangguan ini,semenjak keinginan untuk berkunjung memerlukan pembiayaan yang lebih besar. Jika migrasi meliputi perpindahan pada suatu kebudayaan baru,kerugian dapat juga disebabkan karena perlunya membuang kebiasaan-kebiasaan yang lama dan mempelajarinya yang baru,dan barangkali,bahkan suatu bahasa baru.
Ada beberapa gambaran mengenai karakteristik para migrant ke kota-kota besar dan sedang. Pertama-tama mengenai kelompok umur para migran. Orang-orang yang belum kawin atau yang kawin tetapi tidak disertai keluarga sangat mewarnai para migran di kota-kota besar kita. Ini berlaku bagi wanita maupun laki-laki,meskipun migrant laki-laki biasanya lebih besar jumlahnya dari pada migrant wanita. Migrasi ke desa asal ini di Indonesia juga terjadi,tetapi kenyataan mereka yang kembali meskipun sudah berusia tua tetap produktif dan pengalaman yang didapat di perkotaan dapat dipakai untuk memajukan keadaan sosial-ekonomi pedesaan.
Kedua adalah perbedaan rasio ketergantungan antara antara para migran dan non-migran di daerah penerima. Hanya di Indonesia rasio jenis kelamin para migran (terutama di Jakarta) lebih didominasi oleh laki-laki,terutama diantara para migrant dari daerah asal yang jauh dari Jakarta.
Ketiga adalah perbedaan status perkawinan antara para migran dan non-migran.
Keempat adalah tingkat pendidikan para migran. Sebagaimana hasil observasi di Negara-negara berkembang yang lain,pada umumnya para migran mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan non-migran. Hal ini sebagian disebabkan oleh keadaan sosial ekonomi mereka lebih baik,tetapi dapat pula karena mereka pindah untuk mencari kesempatan pendidikan yang lebih tinggi.
Kelima adalah tingkat fertilitas para migran.
Selain migrasi, ada istilah lain  tentang dinamika penduduk yaitu mobilitas. Pengertian mobilitas lebih luas daripada migrasi, sebab mobilitas mencakup perpindahan teritorial secara permanen dan sementara. Sedabgkan migrasi bila dikaitkan dengan unsur waktu di tempat yang baru, misalnya minimal 6 bulan atau 1 tahun. Sedangkan bagi mereka yang pernah pindah tempat tinggal kurang daripada batas waktu  tersebut disebut melakukan mobilitas sirkuler.
 
Konsep Migrasi
Secara ringkas, Migrasi penduduk bermaksud perpindahan atau penghijrahan penduduk dari satu tempat ke tempat yang lain. Mengikut Kamus Dewan Edisi 4, migrasi dalaman penduduk bermaksud perpindahan atau penghijrahan penduduk dari kawasan lain memasuki kawasan baru . Penduduk dari luar bandar lain berpindah masuk ke kawasan luar bandar baru. Migrasi dalaman juga melibatkan perpindahan dari kampong asal ke tempat lain sama ada di bandar atau di luar bandar.  Sebagai contoh, seorang guru sekolah rendah dari bandar Dungun telah bertukar untuk bertugas di sekolah baru di Kg. Wakaf Tembesu,Kuala Terengganu.



Jenis-Jenis Migrasi
Secara garis besar, migrasi di Indonesia dbagi menjadi 3, yaitu urbanisasi, migrasi interegional dan migrasi antar negara.
1.      Urbanisasi (migrasi dari desa kekota)
Walaupun urutannya sangat kecil, namun dapat mempengaruhi pola distribusi penduduk secara keseluruhan. Para urbanit (yang melakukan urbanisasi) umumnya terdiri dari golongan yang masih muda yang sangat produktif serta banyak inisiatifnya
2.      Migrasi interregional
Migrasi ini kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan kreatifitas tinggi.
3.     Migrasi antar negara
Di Indonesia, migrasi ini sangat jarang terjadi. Berdasarkan sensus pendudukuntuk tahun 1971-1980, migrasi masuk (imigrasi) hanya sebanyak 0,61% dan migrasi keluar (emigrasi) sebanyak 0,57% pertahun, maka migrasi jenis ini tidak begitu nampak.
            Migrasi intern (terbatas dalam negeri) / migrasi dalamanterdiri atas beberapa hal, yaitu:
  1. Migrasi Sirkuler yaitu perpindahan penduduk sementara karena mendekati tempat pekerjaan.
  2. Komuter / ngelaju,yaitu pergi ketempat atau kekota lain di pagi hari dan pulang saat hari sudah sore atau malam.
  3. urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa kekota dengan maksud untuk mencari nafkah.
Menurut prosesnya, migrasiterbagi menjadi dua, yaitu migrasi langsung dan migrasi tidak langsung.

Penyebab atau Alasan Terjadinya
Alasan yang menyebabkan manusia / orang pelakukan aktifitas migrasi :
1. Alasan Politik / Politis
Kondisi perpolitikan suatu daerah yang panas atau bergejolak akan membuat penduduk menjadi tidak betah atau kerasan tinggal di wilayah tersebut. Dalam artian adanya tekanan terhadap masyarakat, sehingga terjadinya migrasi.
2. Alasan Sosial Kemasyarakatan
Adat-istiadat yang menjadi pedoman kebiasaan suatu daerah dapat menyebabkan seseorang harus bermigrasi ke tempat lain baik dengan paksaan maupun tidak. Seseorang yang dikucilkan dari suatu pemukiman akan dengan terpaksa melakukan kegiatan migrasi. termasuk pembinaan kelestarian hubungan keluarga besar yang berada pada tempat tujuan migrasi
3. Alasan Agama atau Kepercayaan
Adanya tekanan atau paksaan dari suatu ajaran agama untuk berpindah tempat dapat menyebabkan seseorang melakukan migrasi. Contoh lain misalnya aliran yang sesatyang ada pada suatu daerah sehingga masyarakat sekitar merasa tidak nyaman dengan adanya aliran sesat ini. Maka para penganut aliran sesat ini harus melakukan  migrasi. Apabila tidak, keselamatan mereka akan terancam.
4. Alasan Ekonomi
Orang yang tidak berpenghasilan di desa maka ia akan pergi ke kota untuk mencoba mencari peruntungan. Atau bisa juga sebaliknya, orang yang dikota yang tidak beruntung maka ia akan pergi ke desa membuka lahan pertanian.
5. Faktor-faktor komunikasi,
Banyak kita lihat, seperti kampus itu terletak di pusat kota. Jadi  banyak yang migrasi ke kota ( uranisasi ).Termasuk kualitas seluruh sarana transportasi, sistem pendidikan yang cenderung berorientasi pada kehidupan kota dan dampak-dampak modernisasi yang ditimbulkan oleh media massa atau media elektronik
6. Bencana alam
Misalnya ada bencana banjir, kebakaran hutan, kamarau panjang, gempa bumi, bahkan tsunami maka mereka akan melakukan migrasi ketempat  yang mereka anggap aman dan bisa membuka kehidupan yang lebih baik. Dan juga bisa akibat lingkungan yang kurang mendukung berlangsungnya kehidupan apabila mereka masih tinggal di tempat itu. Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaikan taraf hidup
7. Alasan lain
Contohnya seperti alasan pendidikan, alasan tuntutan pekerjaan, alasan keluarga, alasan cinta, dan lain sebagainya.

Contoh Migrasi
Sebagai contoh migrasi di Sulawesi Tengah.
Daerah Sulawesi Tengah dikenal sebagai daerah yang jarang penduduknya dibandingkan dengan luas wilayahnya. Berdasarkan kenyataan yang ada bahwa migrasi di Sulawesi terdiri dari :
1.      Migrasi Spontan
Kesempatan penambahan penduduk Sulawesi Tengah adalah diakibatkan dengan terjadinya migrasi dari berbagai daerah terutama yang bertetangga dekat daerah Sulawesi Tengah yakni Sulawesi Selatan/Tenggara dan Sulawesi Utara. Dengan pembauran yang cukup pesat penduduk asli/setempat,maka jumlah mereka yang datang ini tidak dapat lagi diberikan secara angka yang pasti behubungan dengan telah terjadinya asimilasi. Akan tetapi nampak jelas bahwa pengaruh adanya asimilasi ini kehidupan penduduk semakin bersaing terutama dengan keahlian mereka yang datang dalam bidang-bidang : Pertanian, perkebunan, nelayan,dan lain sebagainya.
2.      Transmigrasi
Penduduk Sulawesi Tengah mengalami kepadatan yang cepat disebabkan adanya transmigrasi.
Dampak Migrasi
Umumnya, migrasi bersifat  selektif, yaitu yang pindah dan menempati tempat baru mempunyai karakteristik kependudukan khas mengenai umur, pendidikan status sosial, kebudayaan, dan sebagainya.
Migrasi penduduk, baik internal atau internasional, masing-masing memiliki dampak positif dan negatif bagi daerah asal dan tujuan, antara lain:

Dampak positif migrasi internasional
  1. Dampak positif imigrasi
  • Dapat membantu memenuhi kekurangan tenaga ahli
  • Adanya penanaman modal asing yang dapat mempercepat proses pembangunan
  • Adanya pengenalan ilmu dan teknologi dapat mempercepat alih teknologi
  • Dapat menambah rasa solidaritas antar bangsa

  1. Dampak positif emigrasi
  • Dapat menambah devisa bagi negara terutama dari penukaran mata uang asing
  • Dapat mengurangi ketergantungan tenaga ahli dari luar negeri dan kembali ke negara asalnya
  • Dapat memperkenalkan kebudayaan ke bangsa lain.

Dampak positif migrasi nasional
  1. Dampak positif transmigrasi
  • Dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama transmigran
  • Dapat memenuhi kekurangan tenaga kerja didaerah tujuan transmigrasi
  • Dapat mengurangi pengangguran  bagi daerah berpenduduk padat
  • Dapat meningkatkan produksi pertanian
  • Dapat mempercepat pemerataan persebaran penduduk
  1. Dampak positif urbanisasi
  • Dapat memenuhi tenaga kerja dikota
  • Mengurangi jumlah pengangguran didesa
  • Meningkatkan taraf hidup penduduk desa
  • Kesempatan membuka usaha-usaha baru dikota semakin luas
  • Perekonomian dikota semakin berkembang
 
Dampak negatif migrasi internasional
  1. Dampak negatif imigrasi
-          Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
-          Imigran yang masuk adakalanya memiliki tujuan yang tidak baik seperti pengedar narkoba, bertujuan politik dan lain-lain.

  1. Dampak negatif emigrasi
-          Kekurangan tenaga terampil dan ahli bagi negara yang di tinggalkan
-          Emigran tidak resmi dapat memperburuk citra negaranya

Dampak negatif migrai nasional
  1. Dampak negatif transmigrasi
-       Adanya kecemburuan sosial antara masyarakat setempat dengan para transmigran
-       Terbengkalainya tanah pertanian didaerah transmigrasi karena transmigran tidak betah dan kembali ke daerah asalnya

  1. Dampak negatif urbanisasi
-          Berkurangnya tenaga terampil dan terdidik di desa
-          Produktivitas pertanian didesa menurun
-          Meningkatnya pengangguran dikota
-          Timbulnya pemukiman kumuh akibat sulitnya mencari perumahan
-          Lalu lintas di kota sangat padat, sehingga sering menimbulkan kemacetan lalu lintas


Usaha-usaha untuk menganggulangi permasalahan migrasi
Ada beberapa usaha yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi permasalahan migrasi, antara lain:
  1. Persebaran pembangunan industri sampai kedaerah-daerah.
  2. Peningkatan pendapatan masyarakat desa melalui intensifikasi dan Koperasi Unit Desa
  3. Pembangunan fasilitas yang lebih lengkap seperti pendidikan dan kesehatan
  4. Pembangunan jaringan jalan sampai ke desa-desa sehingga hubungan antara desa dan kota menjadi lancar
  5. Meningkatkan penyuluhan program KB untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk di pedesaan.