KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN
Kepemimpinan
merupakan bagian penting dari administrasi/manajemen,bahkan dapat dikatakan
sebagai mana inti dan metode penggerak dari manajemen. Sehingga dapat dikatakan
keberhasilan seseorang dalam melaksanakan administrasi/manajemen sangat
ditentukan oleh kepemimpinannya.
1. Pengertian
Kepemimpinan Pendidikan
Sehubungan
dengan kepemimpinan ini banyak pendapat ahli yang secara umum dapat
dikelompokkan menjadi beberapa sudut pandang (Mar’at,1985)
a. Kepemimpinan
sebagai focus proses-proses kelompok
b. Kepemimpinan
sebagai suatu kepribadian dan akibatnya
c. Kepemimpinan
sebagai suatu seni mempengaruhi orang lain
d. Kepemimpinan
sebagai penggunaan pengaruh
e. Kepemimpinan
dalam arti yang luas secara tidak langsung melibatkan hubungan saling pengaruh
mempengaruhi antara dua orang atau lebih
f. Kepemimpinan
sebagai tindakan atau tingkah laku
g. Kepemimpinan
sebagai bentuk persuasi
h. Kepemimpinan
sebagai alat mencapai tujuan
i.
Kepemimpinan sebagai akibat dari
interaksi
j.
Kepemimpinan sebagai pembedaan peran
k. Kepemimpinan
sebagai inisiasi struktur
Kepemimpinan
adalah kemampuan seseorang mempengaruhi perilaku orang lain untuk berpikir dan
berperilaku dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan organisasi di dalam
situasi tertentu.
Kepemimpinan
merupakan bagian penting dari manajemen yaitu merencanakan dan mengorganisasi,
tetapi peran utama kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan bukti bahwa pemimpin boleh jadi
manajer yang lemah apabila perencanaannya jelek yang menyebabkan kelompok
berjalan ke arah yang salah. Akibatnya walaupun dapat menggerakkan tim kerja,
namun mereka tidak berjalan kearah pencapaian tujuan organisasi. Kepemimpinan
berkaitan dengan proses yang mempengaruhi orang sehingga mereka mencapai
sasaran dalam keadaan tertentu. Kepemimpinan telah digambarkan sebagai
penyelesaian pekerjaan melalui orang atau kelompok dan kinerja manajer akan
tergantung pada kemampuannya sebagai manajer. Hal ini berarti mampu
mempengaruhi terhadap orang atau kelompok untuk mencapai hasil yang diinginkan
dan ditetapkan bersama.
Ada
banyak definisi mengenai kepemimpinan, beberapa diantaranya:
1. Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas untuk
mempengaruhi serta menggiatkan orang dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan
(George Terry).
2. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi
aktivitas kelompok yang terorganisir dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan
kelompok (Stogdill).
3. Drs. Ngalim Purwanto berpendapat bahwa Kepemimpinan
adalah tindakan/perbuatan di antara perseorangan dan kelompok yang menyebabkan
baik orang seorang maupun kelompok maju ke arah tujuan-tujuan tertentu.
4. Menurut sumber dari seorang ahli yang mendefinisikan
kepemimpinan, seperti: George R. Terry (1977 : 410 – 411), yang mengatakan
bahwa:“Leadership is the relationship in which one person or the leader,
influence other to work together willingly on related task to attain that which
the leader desires”
5. Andrew Sikula (1992 : 117), yang mengatakan bahwa:“Leadership
in an administration process that involves directing the affairs and actions of
others”.
Kepemimpinan
adalah kemampuan seni mempengaruhi tingkah laku manusia dan kemampuan untuk
membimbing beberapa orang untuk mengkordinasikan dan mengarahkan dengan maksud
dan tujuan tertentu. Untuk dapat menggerakkan beberapa orang pelaksana, seorang
pemimpin harus memiliki kelebihan dibandingkan orang yang dipimpinnya misalnya
kelebihan dalam menggunakan pikirannya, rohaniah, dan badaniah. Agar
dapat menggunakan kelebihanya tersebut, seorang pemimpin suatu organisasi
difasilitasi dengan apa yang disebut dengan tugas dan wewenang.
Kepemimpinan
merupakan salah satu kunci utama yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan
efektivitas kerja dalam organisasi perusahaan. apabila pemimpin tidak dapat
menjalankan dan mengkoordinir semua sumber daya yang ada di perusahaan maka
akan menimbulkan masalah besar, karena dapat mengakibatkan sasaran yang telah
ada ditetapkan perusahaan sulit untuk dicapai.
Dari
defenisi diatas tergambar unsur-unsur pokok dari kepemimpinan itu adalah :
a. Pemimpin
b. Yang
dipimpin
c. Adanya
proses mempengaruhi
d. Adanya
tujuan yang diinginkan
2. Hubungan
Administrasi dengan Kepemimpinan
Kepemimpinan
merupakan bagian yang dapat dipisahkan dari administrasi. Bagaimana hubungan
antara kedua hal tersebut dapat ditinjau dari ruang lingkup/luas lingkungannya
dan dari proses fungsinya seperti digambarkan dibawah ini.
• Hubungan
kepemimpinan dan adminisrasi dari luas lingkupnya.
• Hubungan
kepemimpinan dan manajemen/administrasi ditinjau dari prosesnya
Kepemimpinan ada pada setiap usaha untuk mempengaruhi
perilaku kelompok atau individu, untuk alasan apapun. Manajemen adalah sejenis
kepemimpinan untuk mencapai tujuan organisasi.
Perbedaan lain yang dapat dibuat:
- Manajemen
terlibat kekuasaan karena posisi.
- Kepemimpinan
terlibat kekuasaan karena pengaruh
Abraham
Zaleznik (1977), misalnya, menjelaskan perbedaan antara kepemimpinan dan
manajemen. Dia melihat pemimpin sebagai visioner yang memberi inspirasi,
perhatian pada substansi; sedangkan manajer dia lihat sebagai perencana yang
perhatian pada process.
3. Faktor-faktor
yang menentukan prilaku kepemimpinan pendidikan
Perilaku
seseorang pemimpin pendidikan dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya
dipenggaruhi oleh banyak factor. Factor-faktor tersebut dapat dikelompokkan
pada:
•
factor-faktor yang berasal dari pemimpin itu sendiri
•
factor-faktor yang berasal dari kelompok yang dipimpin
•
factor lembaga/organisasi yang dipimpin
•
factor-faktor legal
•
factor lingkungan social
•
factor perubahan-perubahan dan pembaharuan dalam teori atau bidang pendidikan
seperti perubahan kurikulum, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
bidang pendidikan, perubahan-perubahan teori belajar dan sebagainya akan
mempenggaruhi perilaku seseorang pemimpin pendidikan.
4. Fungsi
kepemimpinan pendidikan
Dalam
kehidupan organisasi termasuk organisasi pendidikan, fungsi kepemimpinan adalah
hal penting yang harus dilaksanakan seseorang pimpinannya menurut wahjosumudjo
(1999) fungsi kepemimpinan dapat dikelompokkan menjadi empat,yaitu:
-
Mendefenisikan misi dan peranan
organisasi
-
Mewujudkan tujuan organisasi
-
Mempertahankan tujuan organisasi
-
Mengendalikan konflik internal yang
terjadi didalam organisasi
Sehubungan
fungsi kepemimpinan ini Burhanuddin (1994), mengelompokkannya menjadi 3 yaitu :
·
fungsi yang bertalian dengan tujuan yang
akan dicapai
Soetopo
(1984 : 5) merinci lagi fungsi ini diantaranya adalah :
1. Memikirkan,
merumuskan, dengan teliti tujuan kelompok
2. Memberikan
dorongan dan penjelasan kepada anggota kelompok supaya dapat menyusun rencana
dengan baik
3. Membantu
anggota mengumpulkan keterangan-keterangan yang diperlukan
4. Mendorong
anggota melahirkan perasaan dan fikirannya dalam pemecahan masalah
·
fungsi yang berkaitan dengan
pengarahan,pelaksanaan setiap kegiatan,dalam rangka mencapai tujuan kelompok
·
fungsi yang berhubungan dengan
penciptaan dan pemeliharaan suasana kerja yang menyenangkan
Beberapa
usaha yang dapat dilakukan pemimpin dalam menciptakan suasana kerja yang menyenangkan
ini adalah :
1. memberi
semangat dan dorongan kepada anggota kelompok untuk mencapai suatu taraf
produktivitas yang tinggi
2. menumbuhkan
sikap percaya diri pada setiap anggota organisasi
3. memupuk
dan memelihara suasana kerjasama dalam kelompok
4. mengarahkan
suasana tempat kerja yang menyenangkan, sehat dan penuh kemudahan bagi
penyelenggaraan tugas
5. memupuk
dan menanamkan perasaan bersatu pada masing-masing anggota dan perasaan bahwa
ia adalah bagian dari kelompok
6. penerapan
tipe / gaya kepemimpinan demokratis /tepat dan supervise yang efektif.
5. Gaya
kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku pemimpin
dalam melaksanakan tugas atau fungsi-fungsi kepemimpinan atau mempengaruhi para
anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada dasarnya di dalam setiap gaya kepemimpinan
terdapat 2 unsur utama, yaitu unsur pengarahan (directive behavior)
dan unsur bantuan (supporting behavior). Dari dua unsur tersebut gaya
kepemimpinan dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu otokrasi (directing),
pembinaan (coaching), demokrasi (supporting), dan kendali
bebas (delegating).
Ditinjau dari perilaku kepemimpinan menurut hasil
penelitian universitas OHIO dan universitas Michigan secara umum juga
mengelompokkan dasar kepemimpinan menjadi 2 yaitu :
a. Gaya
kepemimpinan yang berorientasi pada tugas
Perilaku pemimpin dengan gaya ini cenderung lebih
mementingkan tujuan organisasi dari pada memperhatikan bawahan.
b. Gaya
kepemimpinan yang berorientasi pada manusia / bawahan
Perilaku pemimpin dengan gaya ini cenderung ke arah
kepentingan bawahan.
Disamping itu gaya kepemimpinan ini dapat juga
dibedakan menjadi tipe authoritarian, demokratis, laizes faire,dan pseude
demokratis (Soetopo,1984 : 7)
a.
Tipe otoriter,yaitu perilaku pemimpin
dengan tipe ini menunjukkan ingin berkuasa
Kepemimpinan otoriter menggunakan pendekatan
kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan struktur, sehingga
kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi. Akan tetapi Kepemimpinan
Otoriter yang memiliki pemimpin yang baik hati nurani nya, belum tentu hasil
outputnya lebih buruk daripada Kepemimpinan Demokratis yang memiliki Pemimpin
yang tidak memiliki kapasitas. Contohnya: Korea utara dengan otoriternya mampu
berkembang dengan pesat dalam beberapa tahun terakhir.
b.
Tipe demokratis,tipe ini merupakan
kebalikan dari tipe pertama
Kepemimpinan yang demokratis ditandai oleh adanya
suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan
keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung
bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat
mengarahkan diri sendiri.
c.
Tipe laizes faire,pada tipe kepemimpinan
ini,pemimpin sepertinya tidak melakukan fungsi kepemimpinan dan sifat
kepemimpinannya tidak tampak.
Tipe pemimpin ini mempunyai karakteristik utama
yaitu segala sesuatu akan berjalan lancar sebgai mestinya, yang perlu dilakukan
adalah mengawasi alur kegiatan organisasi sesuai dengan apa adanya.Peranan
pemimpin tipe ini adalah biasanya sebagai ‘polisi lalu lintas’ dengan anggapan
bahwa anggota organisasi sudah mengetahui dan cukup dewasa untuk taat pada
peraturan dan permainan yang berlaku. Dengan demikian peranan tipe pemimpin ini
adalah pasif.
Gaya
kepemimpinan oleh tipe pemimpin ini adalah:
- Pedelegasian
wewenang terjadi secara ekstensif.
- Pengambilan
keputusan diserahkan pada pejabat dibawahnya kecuali bilamana dibutuhkan
kehadiran dan keterlibatannya.
- Status
quo organisasional tidak terganggu.
- Pertumbuhan
dan pengembangan kemampuan berfikir, inovatif, kreatifitas diserahkan pada
pejabat dibawahnya dan anggota organisasi.
- Sepanjang
dan selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi kerja
yang memadai, maka intervensi pemimpin di dalam organisasi dalam tingkat
yang minimum.
d.
Tipe pseudo demokratis,tipe ini disebut
juga demokratis semu. Dimana seorang pemimpin yang mempunyai tipe ini hanya
nampaknya saja yang demokratis,padahal sebenarnya tindakannya bersifat
otoriter/absolut.
Pseudo berarti palsu, pura-pura. Pemimpin semacam
ini berusaha memberikan kesan dalam penampilannya seolah-olah dia demokratis,
sedangkan maksudnya adalah otokrasi, mendesakkan keinginannya secara halus.
Tipe kepemimpinan pseudo-demokratis ini sering juga disebut sebagai pemimpin
yang memanipulasikan demokratis atau demokratis semu. Berkaitan dengan ini
Kimball Willes menyebutkan bahwa cara memimpinnya tipe kepemimpinan
pseudo-demokratis itu seperti diplomatic manipulation atau manipulasi
diplomatis. Jadi, pemimpin pseudo demokratis sebenarnya adalah orang otokratis,
tetapi pandai menutup-nutupi sifatnya dengan penampilan yang memberikan kesan
seolah-olah ia demokratis.
Ciri-ciri
Pemimpin dan Kepemimpinan Yang Baik
Sebagai seorang pemimpin yang
mengingikan kemajuan bagi anggota danorganisasi yang dipimpinnya, hendaknya seorang pemimpin
harus memiliki :6
1. Pengetahuan
umum yang luas, semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarkikepemimpinan
organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak secara generalis.
2. Kemampuan untuk
tumbuh dan berkembang dalam memajukan organisasi.
3. Sikap yang
intuitif atau rasa ingin tahu, merupakan suatu sikap yangmencerminkan
dua hal: pertama, tidak merasa puas dengan tingkat pengetahuanyang dimiliki; kedua, kemauan dan
keinginan untuk mencari dan menemukan hal-hal baru.
4. Kemampuan
Analitik, efektifitas kepemimpinan seseorang tidak lagi padakemampuannya
melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional,melainkan pada
kemampuannya untuk berpikir. Cara dan kemampuan berpikir yang diperlukan
adalah yang integralistik, strategik dan berorientasi pada pemecahan masalah.
5. Daya ingat yang
kuat, pemimpin harus mempunyai kemampuan inteletual yang berada di
atas kemampuan rata-rata orang-orang yang dipimpinnya, salah satu bentuk kemampuan intelektual
adalah daya ingat yang kuat.
6. Kapasitas
integratif, pemimpin harus menjadi seorang integrator dan memiliki pandangan holistik mengenai
orgainasi.
7. Ketrampilan
berkomunikasi secara efektif, fungsi komunikasi dalam organisasiantara lain : fungsi motivasi,
fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasidan fungsi pengawasan.
8. Keterampilan
Mendidik, memiliki kemampuan menggunakan kesempatan untuk meningkatkan
kemampuan bawahan, mengubah sikap dan perilakunya danmeningkatkan dedikasinya kepada
organisasi.
9. Rasionalitas,
semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang semakin besar pulatuntutan
kepadanya untuk membuktikan kemampuannya untuk berpikir. Hasil pemikiran
itu akan terasa dampaknya tidak hanya dalam organisasi, akan tetapi juga dalam hubungan organisasi
dengan pihak-pihak yang berkepentingan di luar organisasi tersebut.
10. Objektivitas,
pemimpin diharapkan dan bahkan dituntut berperan sebagai bapak dan
penasehat bagi para bawahannya. Salah satu kunci keberhasilan seorang pemimpin
dalam mengemudikan organisasi terletak pada kemampuannya bertindak secara objektif.
11. Pragmatisme,
dalam kehidupan organisasional, sikap yang pragmatis biasanyaterwujud dalam bentuk sebagai
berikut : pertama, kemampuan menentukan tujuandan
sasaran yang berada dalam jangkauan kemampuan untuk mencapainya yang berarti
menetapkan tujuan dan sasaran yang realistik tanpa melupakan idealisme.Kedua, menerima kenyataan apabila dalam perjalanan
hidup tidak selalu meraihhasil yang diharapkan.
12. Kemampuan
Menentukan Prioritas, dengan membedakan hal yang Urgen danyang Penting
13. Naluri yang
Tepat, kemampuannya untuk memilih waktu yang tepat untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu.
14. Rasa Kohesi yang tinggi, :senasib
sepenanggungan”, ketertarikan satu sama lain.
15. Rasa Relevansi
yang tinggi, pemimpin tersebut mampu berpikir dan bertindak sehingga
hal-hal yang dikerjakannya mempunyai relevansi tinggi dan langsungdengan usaha pencapaian tujuan dan
berbagai sasaran organisasi.
16. Keteladanan, seseorang yang dinilai
pantas dijadikan sebagai panutan dan teladandalam sikap, tindak-tanduk dan
perilaku.
17. Menjadi
Pendengar yang Baik, tidak terlalu cepat memberikan tanggapanterhadap pendapat orang lain.
18. Adaptabilitas,
kepemimpinan selalu bersifat situasional, kondisional, temporaldan spatial.
19. Fleksibilitas,
mampu melakukan perubahan dalam cara berpikir, cara bertindak,sikap dan perilaku
agar sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi tertentu yangdihadapi tanpa mengorbankan
prinsip-prinsip hidup yang dianut oleh seseorang.
20. Ketegasan,
keberanian, orientasi masa depan serta sikap yang antisipatif dan proaktif