Senin, 31 Oktober 2011

kepemimpinan dalam pendidikan


KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN

Kepemimpinan merupakan bagian penting dari administrasi/manajemen,bahkan dapat dikatakan sebagai mana inti dan metode penggerak dari manajemen. Sehingga dapat dikatakan keberhasilan seseorang dalam melaksanakan administrasi/manajemen sangat ditentukan oleh kepemimpinannya.
1.      Pengertian Kepemimpinan Pendidikan
Sehubungan dengan kepemimpinan ini banyak pendapat ahli yang secara umum dapat dikelompokkan menjadi beberapa sudut pandang (Mar’at,1985)
a.       Kepemimpinan sebagai focus proses-proses kelompok
b.      Kepemimpinan sebagai suatu kepribadian dan akibatnya
c.       Kepemimpinan sebagai suatu seni mempengaruhi orang lain
d.      Kepemimpinan sebagai penggunaan pengaruh
e.       Kepemimpinan dalam arti yang luas secara tidak langsung melibatkan hubungan saling pengaruh mempengaruhi antara dua orang atau lebih
f.       Kepemimpinan sebagai tindakan atau tingkah laku
g.      Kepemimpinan sebagai bentuk persuasi
h.      Kepemimpinan sebagai alat mencapai tujuan
i.        Kepemimpinan sebagai akibat dari interaksi
j.        Kepemimpinan sebagai pembedaan peran
k.      Kepemimpinan sebagai inisiasi struktur
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi perilaku orang lain untuk berpikir dan berperilaku dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan organisasi di dalam situasi tertentu.
Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen yaitu merencanakan dan mengorganisasi, tetapi peran utama kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan bukti bahwa pemimpin boleh jadi manajer yang lemah apabila perencanaannya jelek yang menyebabkan kelompok berjalan ke arah yang salah. Akibatnya walaupun dapat menggerakkan tim kerja, namun mereka tidak berjalan kearah pencapaian tujuan organisasi. Kepemimpinan berkaitan dengan proses yang mempengaruhi orang sehingga mereka mencapai sasaran dalam keadaan tertentu. Kepemimpinan telah digambarkan sebagai penyelesaian pekerjaan melalui orang atau kelompok dan kinerja manajer akan tergantung pada kemampuannya sebagai manajer. Hal ini berarti mampu mempengaruhi terhadap orang atau kelompok untuk mencapai hasil yang diinginkan dan ditetapkan bersama.
Ada banyak definisi mengenai kepemimpinan, beberapa diantaranya:
1. Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas untuk mempengaruhi serta menggiatkan orang dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan (George Terry).
2. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok yang terorganisir dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan kelompok (Stogdill).
3. Drs. Ngalim Purwanto berpendapat bahwa Kepemimpinan adalah tindakan/perbuatan di antara perseorangan dan kelompok yang menyebabkan baik orang seorang maupun kelompok maju ke arah tujuan-tujuan tertentu.
4. Menurut sumber dari seorang ahli yang mendefinisikan kepemimpinan, seperti: George R. Terry (1977 : 410 – 411), yang mengatakan bahwa:“Leadership is the relationship in which one person or the leader, influence other to work together willingly on related task to attain that which the leader desires”
5. Andrew Sikula (1992 : 117), yang mengatakan bahwa:“Leadership in an administration process that involves directing the affairs and actions of others”.
Kepemimpinan adalah kemampuan seni mempengaruhi tingkah laku manusia dan kemampuan untuk membimbing beberapa orang untuk mengkordinasikan dan mengarahkan dengan maksud dan tujuan tertentu. Untuk dapat menggerakkan beberapa orang pelaksana, seorang pemimpin harus memiliki kelebihan dibandingkan orang yang dipimpinnya misalnya kelebihan dalam menggunakan pikirannya,  rohaniah, dan badaniah. Agar dapat menggunakan kelebihanya tersebut, seorang pemimpin suatu organisasi difasilitasi dengan apa yang disebut dengan tugas dan wewenang.
Kepemimpinan merupakan salah satu kunci utama yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan efektivitas kerja dalam organisasi perusahaan. apabila pemimpin tidak dapat menjalankan dan mengkoordinir semua sumber daya yang ada di perusahaan maka akan menimbulkan masalah besar, karena dapat mengakibatkan sasaran yang telah ada ditetapkan perusahaan sulit untuk dicapai.
Dari defenisi diatas tergambar unsur-unsur pokok dari kepemimpinan itu adalah :
a.       Pemimpin
b.      Yang dipimpin
c.       Adanya proses mempengaruhi
d.      Adanya tujuan yang diinginkan

2.      Hubungan Administrasi dengan Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan bagian yang dapat dipisahkan dari administrasi. Bagaimana hubungan antara kedua hal tersebut dapat ditinjau dari ruang lingkup/luas lingkungannya dan dari proses fungsinya seperti digambarkan dibawah ini.
• Hubungan kepemimpinan dan adminisrasi dari luas lingkupnya.
• Hubungan kepemimpinan dan manajemen/administrasi ditinjau dari prosesnya
Kepemimpinan ada pada setiap usaha untuk mempengaruhi perilaku kelompok atau individu, untuk alasan apapun. Manajemen adalah sejenis kepemimpinan untuk mencapai tujuan organisasi.
Perbedaan lain yang dapat dibuat:
  • Manajemen terlibat kekuasaan karena posisi.
  • Kepemimpinan terlibat kekuasaan karena pengaruh
Abraham Zaleznik (1977), misalnya, menjelaskan perbedaan antara kepemimpinan dan manajemen. Dia melihat pemimpin sebagai visioner yang memberi inspirasi, perhatian pada substansi; sedangkan manajer dia lihat sebagai perencana yang perhatian pada process.

3.      Faktor-faktor yang menentukan prilaku kepemimpinan pendidikan
Perilaku seseorang pemimpin pendidikan dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya dipenggaruhi oleh banyak factor. Factor-faktor tersebut dapat dikelompokkan pada:
• factor-faktor yang berasal dari pemimpin itu sendiri
• factor-faktor yang berasal dari kelompok yang dipimpin
• factor lembaga/organisasi yang dipimpin
• factor-faktor legal
• factor lingkungan social
• factor perubahan-perubahan dan pembaharuan dalam teori atau bidang pendidikan seperti perubahan kurikulum, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang pendidikan, perubahan-perubahan teori belajar dan sebagainya akan mempenggaruhi perilaku seseorang pemimpin pendidikan.
4.      Fungsi kepemimpinan pendidikan
Dalam kehidupan organisasi termasuk organisasi pendidikan, fungsi kepemimpinan adalah hal penting yang harus dilaksanakan seseorang pimpinannya menurut wahjosumudjo (1999) fungsi kepemimpinan dapat dikelompokkan menjadi empat,yaitu:
-          Mendefenisikan misi dan peranan organisasi
-          Mewujudkan tujuan organisasi
-          Mempertahankan tujuan organisasi
-          Mengendalikan konflik internal yang terjadi didalam organisasi
Sehubungan fungsi kepemimpinan ini Burhanuddin (1994), mengelompokkannya menjadi 3 yaitu :
·         fungsi yang bertalian dengan tujuan yang akan dicapai
Soetopo (1984 : 5) merinci lagi fungsi ini diantaranya adalah :
1.      Memikirkan, merumuskan, dengan teliti tujuan kelompok
2.      Memberikan dorongan dan penjelasan kepada anggota kelompok supaya dapat menyusun rencana dengan baik
3.      Membantu anggota mengumpulkan keterangan-keterangan yang diperlukan
4.      Mendorong anggota melahirkan perasaan dan fikirannya dalam pemecahan masalah

·         fungsi yang berkaitan dengan pengarahan,pelaksanaan setiap kegiatan,dalam rangka mencapai tujuan kelompok
·         fungsi yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan suasana kerja yang menyenangkan
Beberapa usaha yang dapat dilakukan pemimpin dalam menciptakan suasana kerja yang menyenangkan ini adalah :
1.      memberi semangat dan dorongan kepada anggota kelompok untuk mencapai suatu taraf produktivitas yang tinggi
2.      menumbuhkan sikap percaya diri pada setiap anggota organisasi
3.      memupuk dan memelihara suasana kerjasama dalam kelompok
4.      mengarahkan suasana tempat kerja yang menyenangkan, sehat dan penuh kemudahan bagi penyelenggaraan tugas
5.      memupuk dan menanamkan perasaan bersatu pada masing-masing anggota dan perasaan bahwa ia adalah bagian dari kelompok
6.      penerapan tipe / gaya kepemimpinan demokratis /tepat dan supervise yang efektif.


5.      Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku pemimpin dalam melaksanakan tugas atau fungsi-fungsi kepemimpinan atau mempengaruhi para anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada dasarnya di dalam setiap gaya kepemimpinan terdapat 2 unsur utama, yaitu unsur pengarahan (directive behavior) dan unsur bantuan (supporting behavior). Dari dua unsur tersebut gaya kepemimpinan dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu otokrasi (directing), pembinaan (coaching), demokrasi (supporting), dan kendali bebas (delegating).
Ditinjau dari perilaku kepemimpinan menurut hasil penelitian universitas OHIO dan universitas Michigan secara umum juga mengelompokkan dasar kepemimpinan menjadi 2 yaitu :
a.       Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas
Perilaku pemimpin dengan gaya ini cenderung lebih mementingkan tujuan organisasi dari pada memperhatikan bawahan.
b.      Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada manusia / bawahan
Perilaku pemimpin dengan gaya ini cenderung ke arah kepentingan bawahan.

Disamping itu gaya kepemimpinan ini dapat juga dibedakan menjadi tipe authoritarian, demokratis, laizes faire,dan pseude demokratis (Soetopo,1984 : 7)
a.       Tipe otoriter,yaitu perilaku pemimpin dengan tipe ini menunjukkan ingin berkuasa
Kepemimpinan otoriter menggunakan pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan struktur, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi. Akan tetapi Kepemimpinan Otoriter yang memiliki pemimpin yang baik hati nurani nya, belum tentu hasil outputnya lebih buruk daripada Kepemimpinan Demokratis yang memiliki Pemimpin yang tidak memiliki kapasitas. Contohnya: Korea utara dengan otoriternya mampu berkembang dengan pesat dalam beberapa tahun terakhir.
b.      Tipe demokratis,tipe ini merupakan kebalikan dari tipe pertama
Kepemimpinan yang demokratis ditandai oleh adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
c.       Tipe laizes faire,pada tipe kepemimpinan ini,pemimpin sepertinya tidak melakukan fungsi kepemimpinan dan sifat kepemimpinannya tidak tampak.
Tipe pemimpin ini mempunyai karakteristik utama yaitu segala sesuatu akan berjalan lancar sebgai mestinya, yang perlu dilakukan adalah mengawasi alur kegiatan organisasi sesuai dengan apa adanya.Peranan pemimpin tipe ini adalah biasanya sebagai ‘polisi lalu lintas’ dengan anggapan bahwa anggota organisasi sudah mengetahui dan cukup dewasa untuk taat pada peraturan dan permainan yang berlaku. Dengan demikian peranan tipe pemimpin ini adalah pasif.
Gaya kepemimpinan oleh tipe pemimpin ini adalah:
  • Pedelegasian wewenang terjadi secara ekstensif.
  • Pengambilan keputusan diserahkan pada pejabat dibawahnya kecuali bilamana dibutuhkan kehadiran dan keterlibatannya.
  • Status quo organisasional tidak terganggu.
  • Pertumbuhan dan pengembangan kemampuan berfikir, inovatif, kreatifitas diserahkan pada pejabat dibawahnya dan anggota organisasi.
  • Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai, maka intervensi pemimpin di dalam organisasi dalam tingkat yang minimum.


d.      Tipe pseudo demokratis,tipe ini disebut juga demokratis semu. Dimana seorang pemimpin yang mempunyai tipe ini hanya nampaknya saja yang demokratis,padahal sebenarnya tindakannya bersifat otoriter/absolut.
Pseudo berarti palsu, pura-pura. Pemimpin semacam ini berusaha memberikan kesan dalam penampilannya seolah-olah dia demokratis, sedangkan maksudnya adalah otokrasi, mendesakkan keinginannya secara halus. Tipe kepemimpinan pseudo-demokratis ini sering juga disebut sebagai pemimpin yang memanipulasikan demokratis atau demokratis semu. Berkaitan dengan ini Kimball Willes menyebutkan bahwa cara memimpinnya tipe kepemimpinan pseudo-demokratis itu seperti diplomatic manipulation atau manipulasi diplomatis. Jadi, pemimpin pseudo demokratis sebenarnya adalah orang otokratis, tetapi pandai menutup-nutupi sifatnya dengan penampilan yang memberikan kesan seolah-olah ia demokratis.

Ciri-ciri Pemimpin dan Kepemimpinan Yang Baik
Sebagai seorang pemimpin yang mengingikan kemajuan bagi anggota danorganisasi yang dipimpinnya, hendaknya seorang pemimpin harus memiliki :6
1.      Pengetahuan umum yang luas, semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarkikepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak secara generalis.
2.      Kemampuan untuk tumbuh dan berkembang dalam memajukan organisasi.
3.      Sikap yang intuitif atau rasa ingin tahu, merupakan suatu sikap yangmencerminkan dua hal: pertama, tidak merasa puas dengan tingkat pengetahuanyang dimiliki; kedua, kemauan dan keinginan untuk mencari dan menemukan hal-hal baru.
4.      Kemampuan Analitik, efektifitas kepemimpinan seseorang tidak lagi padakemampuannya melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional,melainkan pada kemampuannya untuk berpikir. Cara dan kemampuan berpikir yang diperlukan adalah yang integralistik, strategik dan berorientasi pada pemecahan masalah.
5.      Daya ingat yang kuat, pemimpin harus mempunyai kemampuan inteletual yang berada di atas kemampuan rata-rata orang-orang yang dipimpinnya, salah satu bentuk kemampuan intelektual adalah daya ingat yang kuat.
6.      Kapasitas integratif, pemimpin harus menjadi seorang integrator dan memiliki pandangan holistik mengenai orgainasi.
7.      Ketrampilan berkomunikasi secara efektif, fungsi komunikasi dalam organisasiantara lain : fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasidan fungsi pengawasan.
8.      Keterampilan Mendidik, memiliki kemampuan menggunakan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah sikap dan perilakunya danmeningkatkan dedikasinya kepada organisasi.
9.      Rasionalitas, semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang semakin besar pulatuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuannya untuk berpikir. Hasil pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak hanya dalam organisasi, akan tetapi juga dalam hubungan organisasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan di luar organisasi tersebut.
10.  Objektivitas, pemimpin diharapkan dan bahkan dituntut berperan sebagai bapak dan penasehat bagi para bawahannya. Salah satu kunci keberhasilan seorang pemimpin dalam mengemudikan organisasi terletak pada kemampuannya bertindak secara objektif.
11.  Pragmatisme, dalam kehidupan organisasional, sikap yang pragmatis biasanyaterwujud dalam bentuk sebagai berikut : pertama, kemampuan menentukan tujuandan sasaran yang berada dalam jangkauan kemampuan untuk mencapainya yang berarti menetapkan tujuan dan sasaran yang realistik tanpa melupakan idealisme.Kedua, menerima kenyataan apabila dalam perjalanan hidup tidak selalu meraihhasil yang diharapkan.
12.  Kemampuan Menentukan Prioritas, dengan membedakan hal yang Urgen danyang Penting
13.  Naluri yang Tepat, kemampuannya untuk memilih waktu yang tepat untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
14.  Rasa Kohesi yang tinggi, :senasib sepenanggungan”, ketertarikan satu sama lain.
15.  Rasa Relevansi yang tinggi, pemimpin tersebut mampu berpikir dan bertindak sehingga hal-hal yang dikerjakannya mempunyai relevansi tinggi dan langsungdengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi.
16.  Keteladanan, seseorang yang dinilai pantas dijadikan sebagai panutan dan teladandalam sikap, tindak-tanduk dan perilaku.
17.  Menjadi Pendengar yang Baik, tidak terlalu cepat memberikan tanggapanterhadap pendapat orang lain.
18.  Adaptabilitas, kepemimpinan selalu bersifat situasional, kondisional, temporaldan spatial.
19.  Fleksibilitas, mampu melakukan perubahan dalam cara berpikir, cara bertindak,sikap dan perilaku agar sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi tertentu yangdihadapi tanpa mengorbankan prinsip-prinsip hidup yang dianut oleh seseorang.
20.  Ketegasan, keberanian, orientasi masa depan serta sikap yang antisipatif dan proaktif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar